[FF/2S/PG-15]Hoshizora–Darkness Phobia (Part 2/END)

TITLE : HOSHIZORA–DARKNESS PHOBIA

AUTHOR : aLma_cchu

CAST : ~ Kim Kibum a.k.a Key

~ Myuu Ki (anggap aja reader sekalian :3)

~ Lee Donghae a.k.a Hae

SUPORT CAST : All SHINee member

LENGTH : Twoshoot

GENRE : Frienship, Sad Romance

RATING : PG-15

Maaf nunggu lama part 2-nya :p

^^Happy reding aja ya chingu~~

“umma…LARI!”

“…umma tak…ta…tahan… Myuu, ting…gal…kan..sa..saja…umma…kamu…ha…rus…selamat…”

Dengan nafas terengah-engah, kaki yang lelah gontai tak kuat lagi berlari, tubuh yang bergetar seraya keringat yang mengalir deras, hembusan angin malam yang menerpa setiap lapisan kulit, dinginnya begitu menusuk membuat kami menggigil tak kuasa menahannya. Gelap yang begitu mencekam seakan ingin menerkam kami hidup-hidup di dalamnya. Ketakutan menghantuiku. Semakin ku genggam erat tangannya.

Upayanya selalu ingin melepaskanku. Dipaksanya melepas genggaman erat tanganku.

Aku menoleh ke belakang, masih dengan nafas terengah-engah, umma memaksaku untuk terus berlari, dengan isyarat tangannya jelas sekali ia ingin aku terus berlari. Langkah kaki ku mengecil, aku tak sanggup lagi, apalagi aku melihat umma yang terpuruk jatuh dibelakang sana. Aku bimbang. Kegalauan, ketakutan, kebimbangan merancau otakku dalam seketika. Degup jantung yang berdetak kencang, jauh di atas normal. Entah karena lelahnya berlari atau karena ketakutan dan kegalauan yang kini merancau otakku.

Samar-samar terdengar langkah lari. Ya, tepatnya orang-orang yang mengejar kami tadi. Degup jantungku berdetak jauh lebih kencang, tubuhku gemetar tak karuhan. Ketakutan seakan melahapku dalam lubang hitam yang mencekam. Kakiku lemas, tak sanggup lagi berjalan apalagi berlari. Aku hanya bersembunyi dibalik pohon besar.

Aku melihat mereka mengarahkan pedang samurai ke arah ibuku. Dari pantulannya pada sinar bulan sangat jelas terlihat samurai itu begitu tajam, seperti dapat membelah kayu jati hanya dengan sekali tikam.

Aku mendengar umma menjerit. Sedetik kemudian yang terdengar hanya lesatan samurai yang menikam sesuatu.

Aku berusaha mengintip apa yang terjadi. Sangat kaget dengan apa yang ku lihat. Samurai itu menikam tubuh umma. Yang terlihat hanya derasnya darah yang mengalir dari lehernya. Dan ditinggallah umma dalam keadaan begitu saja.

Begitu terbelalak aku melihat kejadian ini, ku bekap mulutku sendiri menahan kengerian yang baru saja ku lihat seraya air mata mengalir begitu derasnya.

Aku benar-benar sudah tak sanggup lagi. Aku benamkan wajahku di antara kedua sisi lututku.

Suasana tambah mencekam saat bulan tak terlihat lagi sinarnya. Yang terlihat hanya kegelapan yang begitu pekat yang seakan akan melahapku masuk kedalam kegelapannya yang abadi.

========================================================================

“Gwenchana yo…” seorang laki-laki  mengusap kepalaku halus. Seakan ia tau akan kegalauan dan ketakutan yang tengah aku rasakan. Tiba-tiba ia mendekapku. Kini diusapnya halus punggungku.

Seketika sedikit demi sedikit ketakutanku sirna. Aku mulai merasa tenang. Senyumnya seraya menjadi kekuatan akan ketakutanku ini. Sirnahkan semua kegalauan dan ketakutan yang tadi merancauku.

“Ayo kita pulang!”

Seakan ia tau aku tidak sanggup lagi berjalan. Ia menggendongku di punggungnya.

Punggungnya sangat hangat. Aku pun dapat mendengar detak jantungnya yang berdegup kencang.

“Kalau kau lelah,, tidurlah!” aku hanya mengelengkan kepala pelan.

“ahh, kau tidak mengerti bahasa korea ya? maaf, aku lupa…”

Hening kembali di antara kami. Pikiranku lagi-lagi tertuju oleh kejadian tadi. Padahal ini pertama kalinya aku memanggilnya ‘umma’.  Aku tak dapat menahan air mata yang sedari tadi tertahan. Aku menumpahkannya semua. Di sini, di punggung laki-laki yang tak ku kenal, tapi begitu hangat dan menenangkan.

“Nakanai de. . . Daijoubu yo…

Kitto daijoubu…

Zutto… Boku ga kimi o zutto sobani iru yo…

Boku ga iru…

Boku ga kimi o mamotte ageru…

ITSUMADEMO…

Shinjiteru yo…”

“[Jangan menangis… semua akan baik-baik saja…]

[Semua pasti akan baik-baik saja…]

[Selalu… Aku akan selalu di sisimu…]

[Ada aku di sini…]

[Aku akan selalu menjagamu…]

[SELAMANYA…]

[Percayalah padaku…]“

********************************************************************************************************

Kata-kata itu masih terngiang jelas dalam memoriku. Dan sekarang, ia ada dihadapanku.

~Key POV~

“Noona,, aku lelah… tidakkah noona mengizinkan kami masuk…” celetuk Taemin tiba-tiba.

“Yya~ dasar kau Key, tidakkah kau liat kami semua kelelahan setelah perjalanan 6 jam?” Jonghyun-hyung ikut menimpali dan menerobos masuk.

“Ahh, gomennasai (maaf)… Douzo (silahkan)…” Myuu tampak gugup, mempersilahkan kami masuk dan buru-buru menghampiri Hae-hyung yang sedang membereskan makanan di meja makan.

Dia tak berubah, masih semanis dulu. Cukup lama juga aku tak bertemu dengannya. Kira-kira lima tahun yang lalu saat ia berkunjung ke Korea. Apa phobianya belum sembuh ya? mendadak aku jadi khawatir padanya.

“Hei,, Kim Kibum! kau mau berdiri saja di situ?” Hae-hyung menarikku yang masih saja diam terlamun di depan pintu dan menutup kembali pintunya.

Tanpa ku sadari mereka semua malah sudah asyik duduk di sofa tamu. Taemin dan Jonghyun-hyung yang dengan santai menjulurkan kakinya di sofa sambil bergumam “aku lelah…aku lelah…” ckck… dasar mereka sepertinya tidak biasa jalan jauh. haha untung aku sering shopping jadi tidak cepat lelah :D. Minho hanya duduk di sofa dan menyalakan channel tv, sedangkan Onew-hyung langsung beranjak ke dapur begitu mencium aroma masakan, ya, terutama karena ia mencium aroma daging ayam.

“Wahh… ayam… ayam… ayam…” hanya itu kata-kata yang keluar dari mulutnya, tampaknya dia tak lelah setelah perjalanan jauh ini, dengan berbinar-binar matanya memandangai daging ayam yang telah di letakkan rapi di meja makan.

“Aku mau ini…” sambil di tunjuknya daging ayam yang ukurannya paling besar “bolehkan??” lagi-lagi dia memakai jurus puppy eyesnya.

“..do..douzo…” Myuu tampak gugup menjawab pertanyaan Onew-hyung, di susul sambaran Onew-hyung pada daging ayam yang ukurannya terbesar.

“Yya~ hyung,, jangan membuatnya takut!”

“Aku tidak membuatnya takut…” celetuk Onew-hyung seraya daging-daging ayam yang mulai memenuhi mulutnya. Myuu tampak mengkerutkan keningnya, mimik wajahnya menunjukkan seperti orang yang tercengang melihat kerakusan Onew-hyung.

“Sudahlah,, ayo Myuu, ikut aku! sudah lama kan kita tidak bertemu.” aku menarik lembut tangan Myuu menuju sofa yang tersisa kosong, karena sebagian besar sudah diduduki Taemin, Jonghyun-hyung, Minho, dan Donghae-hyung.

Dia hanya menundukkan kepalanya, tidak memandangku yang sedari tadi tak bisa mengalihkan pandanganku darinya.

“Hai,, jadi kau Myuu noona yang Key-hyung sering ceritakan padaku ya? manisnya~”

Rona pipi Myuu mendadak memerah, dia tetap saja menundukkan kepalanya.

“Yya~ kau lagi Taemin, jangan menggodanya!” omelku sambil menendang satu kaki Taemin yang bergelantung kebawah sofa. Padahal posisinya masih terlentang tidur, sempat-sempatnya menggoda Myuu.

“Hei, Taemin kenapa kau memanggilnya ‘noona’? dia itu lebih muda 2 bulan darimu?” kini Donghae-hyung tampak terkekeh mendengar Taemin memanggil Myuu noona. haha, aku memang tak pernah bilang padanya kalau Myuu lebih muda darinya.

“Mwo? O.O?” Taemin tercengang mendengarnya, langsung berubah posisinya jadi duduk. Diperhatikannya Myuu dari atas kepala hingga ujung kaki lalu mengeleng-gelengkan kepala (?) entah apa maksudnya.

“Oh iya, Myuu… hm… selama mereka di sini, pergunakan bahasa korea ya! kasihan mereka kan belum terlalu mengerti bahasa Jepang.”

“Hai, wakatta (aku mengerti), onii-chan…ahh, makk.. maksudku… arraseo.. oppa…” jawabnya terbata, tampak gelagapan.

Dia masih saja gugup bila baru bertemu dengan orang yang tidak begitu dikenalnya.

***

~Donghae POV~

“Myuu, sudah senja. Kau belum mau tidur?”

“Ramai sekali oppa, bagaimana aku bisa tidur~.~” jawab Myuu mengalihkan pandangannya pada 5 orang namja yang sedang asyik bergantian bermain PS.

“Haha… kami mengganggumu ya, Myuu? Mianhae~” ucap Key tiba-tiba tanpa mengalihkan pandangannya dari layar tv, sepertinya ia mendengar perbincangan kami dari tadi.

“Issh,, nguping saja kau Key”

“Myuu, untuk apa jam segini sudah mau tidur? ini kan masih sore…”celetuk Taemin mengkerutkan keningnya dan memandang Myuu bingung.

Myuu hanya menundukkan kepalanya tanpa berbicara apapun.

“Issh,, untuk apa kau bertanya-tanya hal aneh seperti itu Taemin?” Key mendadak menghentikan permainannya saat taemin bertanya hal itu. Di jitakknya kepala taemin pelan. Taemin hanya meringis memegangi kepalanya yang di jitak Key.

Aku hanya terkekeh melihat tingkah laku mereka. Seperti anak kecil.

Rupanya Key tak pernah menceritakan apapun pada member yang lain mengenai Myuu. Syukurlah.

“Ayo kita ke kamarmu, Myuu!” Key tiba-tiba menarik tangan Myuu dan berlalu pergi.

***

“Hyaa~ sudah malam rupanya,, lelahnya main PS seharian…” gumam Taemin sambil meregangkan otot-otot tubuhnya.

“Kau benar magnae, tulang pinggangku sampai pegal-pegal begini” jonghyun menambahi sambil ikut meregangkan ototnya ala senam pemanasan.

“Lelahnya~” onew langsung menghempaskan tubuhnya di sofa.

“Lagian, kalian ini baru saja sampai bukannya istirahat dulu malah main PS seharian.” aku hanya mengomeli mereka, tapi mereka malah tertawa cengengesan.

“Key dan Myuu mana hyung?” tanya minho tiba-tiba.

“Di kamar Myuu mungkin, dari dulu Key biasa menemani Myuu sampai dia terlelap tidur” jelasku santai. Mereka saling berpandangan heran. Tiba-tiba mata mereka saling terbelalak. “OMOOO….” teriak mereka bersamaan. issh, aku langsung tau apa yang  mereka pikirkan, Bletakk… sebuah jitakkan mendarat di kepala mereka masing-masing.

“Apa yang kalian pikirkan, hahh??” ku keraskan nada bicaraku, kesal dengan pemikiran mereka.

Mereka saling meringis kesakitan.

“Maaf hyung~” ujar taemin masih meringis kesakitan.

“Issh, aku masak makan malam saja dari pada meladeni kalian yang berpikiran macam-macam”

Aku pergi ke dapur, meninggalkan mereka yang masih meringis kesakitan karena ku jitak kepala mereka.

“Hyung~ kita susul saja Key-hyung dan Myuu  ke atas, yuk!” ajak taemin sambil menarik-narik lengan hyung-hyungnya.

“ayo, sekalian aku belum melihat-lihat isi rumah ini”

***

~Key POV~

“Kau masih tidak bisa tidur, Myuu?”

Myuu hanya menggelengkan kepalanya pelan.

“Jangan takut! aku tidak akan meninggalkanmu sebelum kau terlelap tidur” aku hanya menebar senyumku, kuusap kepalanya halus.

Ia mulai memejamkan matanya, tapi ia tiba-tiba meremas erat selimut yang menyelimutinya.

“Myuu, gwenchana??” ia mengangguk pelan, membuka matanya perlahan dan merubah posisi tubuhnya menjadi duduk. Tubuhnya gemetar.

“Aku ambilkan minum sebentar ya, Myuu”

Aku beranjak pergi ke luar kamar sebentar untuk mengambil air minum, namun tiba-tiba…

“Yya~ kalian apa yang kalian lakukan di depan pintu kamar Myuu??” teriakku kesal pada mereka ber4 yang sepertinya dari tadi sudah berada di depan pintu kamar, entah apa yang mereka lakukan.

“Ahh,, sepertinya udara di balkon segar ya, aku butuh udara sejuk untuk merefreshing otakku” elak taemin, mengalihkan perhatian.

“Aku ikut magnae!” seru Jonghyun-hyung menyusul taemin yang sudah mendahuluinya.

“Aku juga ikut~”

Mereka semua berjalan menuju balkon yang berada lurus 2 kamar setelah tangga.

Aku hanya mendengus kesal dengan tingkah mereka. Pikiranku kembali tertuju dengan tujuanku keluar kamar Myuu untuk mengambil air minum.

“Ahh, gara-gara mereka aku jadi lupa, pabo” gumamku pelan sambil memukul kepalaku pelan. Bergegas berlari ke lantai bawah.

“Ada apa Key? kau kenapa lari-lari begitu?”

“Aku hanya ingin mengambil air minum untuk Myuu, hyung”

“Owh… oia, bilang pada yang lain untuk tidak membuka balkon saat malam-malam begini! kau tau kan apa yang terjadi kalau tiba-tiba Myuu keluar kamar dan melihat balkon terbuka begitu…”

“Arrrrggggghhhhttttt……..”

Belum juga sempat Donghae-hyung melanjutkan kata-katanya, kami mendengar Myuu menjerit. Kami saling berpandangan satu sama lain, terbelalak. Sepertinya pikiran kami sama. Kami bergegas menghampiri sumber suara di lantai atas.

Benar saja, Myuu sudah tergeletak di depan pintu kamarnya. Wajahnya dibenamkan dengan kedua telapak tangannya. Tubuhnya gemetar.

“Myuu….” kaget ku dan Donghae-hyung bersamaan. Kami menghampirinya dan membawanya kembali ke kamar.

“Daijoubu Myuu-chan…” Donghae-hyung membelai halus kepala Myuu.

Tubuh Myuu tampak gemetar seraya keringat terus saja mengalir deras dari sekujur tubuhnya. Tiba-tiba air matanya mengalir.

Entahlah, aku seperti tak sanggup melihatnya seperti ini. Aku sudah lama tak pernah melihat keadaannya yang seperti ini. Aku butuh menenangkan pikiranku dulu, aku hendak keluar, tapi Myuu menahan tanganku. Ia menggenggam erat pergelangan tanganku tanpa mengalihkan wajahnya padaku.

“Key, jaga Myuu sebentar! Aku akan bicara pada yang lain…” Donghae-hyung berlalu pergi.

Aku masih tetap diam, tak bergeming. Aku duduk di pinggir ranjangnya. Myuu masih saja gemetar tubuhnya. Air mata yang mengalir seakan tak bisa habis,, terus saja mengalir dengan derasnya.

Hatiku miris, aku tak tau apa yang harus aku perbuat. Ku usap halus kepalanya, semoga dapat menenangkannya.

“Nakanai de… Daijoubu yo…” Ku usap air mata yang mengalir di pipinya.

Tiba-tiba mataku tertuju pada buku yang berada di meja samping ranjangnya. Hanya sekilas ku baca, tapi aku tau jelas apa isi tulisannya. Seketika memoriku bagai di kembalikan pada kejadian 7 tahun yang lalu.

“Nakanai de. . . Daijoubu yo…

Kitto daijoubu…

Zutto… Boku ga kimi o zutto sobani iru yo…

Boku ga iru…

Boku ga kimi o mamotte ageru…

ITSUMADEMO…

Shinjiteru yo…”


“[Jangan menangis… semua akan baik-baik saja…]

[Semua pasti akan baik-baik saja…]

[Selalu… Aku akan selalu di sisimu…]

[Ada aku di sini…]

[Aku akan selalu menjagamu…]

[SELAMANYA…]

[Percayalah padaku…]“

Ku dekap erat tubuhnya. Ku biarkan ia menumpahkan tangisannya di dadaku. Biarlah ia berbagi beban denganku, walau aku tak bisa menghilangkan phobianya pada kegelapan, tapi setidaknya aku ingin ia membagi bebannya denganku. Aku tak ingin ia terpuruk oleh ketakutannya seorang diri. Berbagilah padaku, agar kau dapat terlelap dalam tidurmu. Jangan takut karena aku akan selalu di sisimu.

********************************************************************************************************************

EPILOG

~Donghae POV~

“Hyung,, sebenarnya ada apa ini?” tanya Onew.

“Maaf aku tak menceritakannya terlebih dahulu pada kalian…” sesalku.

“…sebenarnya Myuu sudah 7 tahun menderita darkness phobia, singkatnya begitu. Akan sangat panjang lebar kalau aku menceritakan semuanya…” lanjutku. Mereka tampak serius mendengarkan penjelaskanku. Wajah mereka tampak sangat menyesal.

“Myuu bukan adik kandungku, dia adik tiriku. Ibuku menikah dengan ayah Myuu setahun setelah kematian ibunya, awalnya Myuu tidak merestui, tapi karena kebaikan dan ketulusannya menyayangi Myuu layaknya anak kandungnya sendiri membuat Myuu perlahan luluh” aku menghela nafas sejenak.

“…aku dan ibuku keturunan korea. Tapi karena ayahnya orang Jepang dan ia adalah mantan Yakuza (semacam Mafia jepang), para musuhnya dan anak-anak buahnya yang tidak setuju atas keberhentianya sebagai Yakuza, mereka memberontak dan mencoba membunuh ibu dan aku. Entah apa yang terjadi,, hari dimana aku bertemu dengan Key, malamnya Myuu dan Ibuku menghilang. Aku meminta Key membantuku mencarinya. Kami berjalan menelusuri hutan…”

Ku hentikan sejenak ceritaku, merasa tak kuat untuk ku lanjutkan. Hatiku begitu miris, seperti tersayat-sayat pisau belati. Sakit…

“…dan semua terjadi begitu saja,, Ibu ku meninggal dengan mengenaskan. Dan Myuu,, depresi berat setelah kejadian itu…”

ku akhiri ceritaku, sungguh aku benar-benar tak sanggup lagi menjelaskan lebih jelasnya.

***

~Author POV~

28 Desember 2010

“Hyung, besok kan kita sudah pulang… aku belum puas…” rengek taemin.

“Iya,, aku juga belum puas” ujar jonghyun mendukung.

Mereka saling berpikir keras apa yang harus mereka lakukan dihari terakhir di Hokkaido.

“Ahh,, aku punya ide hyung” seru taemin mengerlingkan matanya. Hyung-hyungnya tampak bingung, saling memandang satu sama lain dan mengkerutkan kening.

“Apa maksudmu, magnae?” tanya Jonghyun bingung, sambil menyenggol-nyenggol lengan Taemin.

“Issh, kau membuat kami bingung saja Taemin” Minho menimpali.

“Ahh, masa kalian tidak ada yang sejaln pikirannya denganku” taemin tampak gemas.

Mereka berempat tambah bingung.

“Yya~ to the point sajalah magnae, jangan berbelit-belit begitu!” kini Key meninggikan suaranya, mencubit gemas pipi sang magnae.

“Iya-iya hyung, tapi jangan cubit aku begitu…” Taemin mengelus-elus pipi bekas cubitan key sambil mencibirkan bibirnya.

“Cepat, taemin! Apa??!!” paksa onew tak sabar.

“Sini…sini… aku bisikin…….”

=========================================================================================

Pagi hingga siang, keadaan Myuu seperti biasa, tetap penuh senyum seperti tak ada apapun yang terjadi. Menjelang senja, sikapnya mulai berubah. Seperti ada kekosongan yang menyelimutinya. Melamun, dan kadang gemetar tubuhnya.

“Myuu…” panggil Key, membuyarkan lamunan Myuu yang entah apa yang dilamunkannya.

Myuu hanya memandang lirih Key, berusaha tersenyum tapi sia-sia, bibir dan pipinya terasa berat untuk melengkungkan senyuman.

“Apa yang kau lamunkan, hahh?” key menghampirinya yang sedari tadi duduk di sofa sebelah lemari buku-buku di kamarnya. Myuu hanya menggeleng kecil.

“Sudah hampir malam, kau tidak apa-apa belum tidur?” lagi-lagi Myuu hanya membalas dengan menggelengkan kepala.

Key hanya mengusap halus kepala Myuu sambil menebarkan senyumnya yang selalu dapat menenangkan kegalauan yang Myuu rasakan.

“Hyung… bisa keluar sebentar!” panggil taemin tiba-tiba muncul di balik pintu.

“Ne,, chakkaman… Ku tinggal sebentar ya Myuu!” Key keluar kamar perlahan.

“Hyung, semua sudah siap^^!” seru taemin penuh semangat.

“Jinjja???” Key tampak terbelalak kaget, cepat sekali persiapannya. Mereka memang bisa diandalkan. Key tersenyum puas sambil membungkukan badannya mengucap terima kasih. “gomawoyo, Taemin, Minho, Jonghyun-hyung, Onew-hyung, dan Donghae-hyung…”

“Yya~ apa-apaan kau Key, Myuu itu adikku, walau bukan adik kandungku dia tetap adikku, jadi kenapa kau sungkan-sungkan begitu” omel Donghae-hyung sambil memukul bahu key dengan buku yang di pegangnya.

“Iya, hyung… kenapa kau sungkan-sungkan begitu dengan kami semua? kita kan keluarga, hyung…” taemin ikut-ikut mengomel.

Mata Key berkaca-kaca, merasa bersyukur karena ketulusan member-membernya yang lain. Semua sudah merasa seperti saudara sendiri.

“Ya, sudah… aku ke masuk ke kamar Myuu lagi ya, sebentar lagi aku bawa ia keluar… kalian persiapkan ya!”

Key masuk lagi ke kamar Myuu dan yang lain sibuk menyiapkan surprise yang telah mereka rencanakan.

“Myuu…” panggil ku pelan.

Lagi-lagi Myuu hanya memandang Key lirih.

“Ikut aku sebentar, ya! mau kan?” ajak Key, Myuu hanya mengangguk.

Mereka beranjak dari kamar, sebelum membuka pintu Key menutup mata Myuu dengan kedua tangannya. Mengetuk pintu pelan lalu Donghae membukakan pintu kamar untuk mereka.

Berjalan perlahan, menuju pintu balkon yang telah terbuka. Begitu tepat di depan pintu, mereka berhenti. Mereka berjalan dua langkah lagi dari depan pintu.

Semilir angin malam yang menerpa kulit terasa jelas. Tampaknya Myuu mulai menyadari bahwa ia berada di luar. Sehingga ketika Key hendak melepas tangannya yang menutup mata Myuu, Myuu menahan dengan erat.

“Husst… tenang Myuu… ada aku di sini…” tangan Myuu yang menahan tangan key perlahan melemah. Kini key menggenggam erat tangan Myuu.

Masih dengan mata terpejam, Myuu tak mau membuka matanya saking takutnya.

Key memberi aba-aba pada yang lain untuk mulai.

sedetik kemudian….

Duaaaarrr… duaaarrrr…duaaarrr…

*suara kembang api ceritanya :p*

Perlahan Myuu memberanikan diri membuka matanya.

Dilihatnya kegelapan yang begitu pekat, tapi ada yang berbeda. Ada pancaran indah cahaya yang meledak-ledak. Kegelapan yang pekat berubah menjadi gelap yang dipenuhi pantulan-pantulan cahaya kelap-kelip.

Tapi tetap ada ketakutan yang masih merancaunya. Di pegangnya erat tangan Key, tapi pandangannya tak lepas dari kelap-kelip cahaya yang meledak-ledak berselimut kegelapan yang pekat.

“Kau lihat, itu namanya Kembang api… Ia hanya bisa terlihat saat gelap, sama seperti bintang…”

Myuu tak bergeming, genggamannya semakin erat.

“… Kami semua adalah bintang dalam gelap duniamu. Segelap apapun dunia pasti ada secercah cahaya yang mengiringimu…” senyum menebar dari bibir Key. Digenggam erat tangan yeoja disebelahnya itu.

“Kau tak perlu takut lagi kini. Karena kami akan selalu menerangi kegelapan yang kau takuti…” Lanjut Key.

“Maaf ya, Myuu~ sebenarnya kami ingin memberimu surprise dimalam tahun baru, tapi berhubung besok kami sudah harus pulang, jadi kami putuskan untuk memberimu surprisenya hari ini…” jelas Onew seraya senyum khas menebar dari bibirnya.

“Jangan takut akan gelap, karena gelap melindungi diri kita dari kelelahan… *lahh?authornya ngajak taemin nyanyi :D*” ujar taemin sambil mengerlingkan matanya.

“Kau lihat,, dalam dunia segelap apapun,, tetap ada yang menemani… Bulan dan bintang yang hanya dapat bersinar pada malam hari” kini Jonghyun yang angkat bicara “ahh, aku ini sok bijak ya,, aku memang tak pantas mendapat peran yang berbicara seperti ini…” lanjut jonghyun menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, yang lain hanya terkekeh mendengar perkataan jonghyun.

“Yosh,, Myuu… yang jelas kau tak perlu lagi takut pada kegelapan malam… ada kami yang akan selalu menjagamu… karena kami adalah SHINee…”

Minho merangkul bahu Myuu, diusapnya halus kepala Myuu. Mereka semua menebarkan senyumannya pada Myuu, Setidaknya walau tak bisa begitu saja menghilangkan phobianya pada kegelapan, kami akan berusaha mensirnahkan traumanya dengan perlahan-lahan.

“Myuu, jangan biarkan dirimu terpuruk dalam ketakutanmu! Biarlah yang dulu menjadi kenangan pahit, jangan biarkan kenangan itu merajai pikiranmu! Jangan pernah merasa kalau semua itu kesalahanmu! Lepaskan bebanmu Myuu! Lepaskan semua beban yang merancau pikiranmu…”

Donghae memeluk erat adiknya, walau tangan Myuu masih berpegang erat pada Key. Ia ingin adiknya melepas semua beban yang selama ini dipikulnya seorang diri, membiarkan dirinya terpuruk dalam ketakutan dan penyesalan. Seraya air mata mengalir deras dari pelupuk mata mereka berdua membasahi bahu satu sama lain.

Ketakutanku akan kegelapan sedikit sirnah, karena aku punya mereka…

Aku punya BINTANG-BINTANGku yang seraya menerangi ketakutanku akan kegelapan…

*****END***

^^selesai deh :3

gimana?? puas ga? hehhe lagi GaJe nii pikirannya jadi cuma bisa begini doang dah 😀 hahha

Jangan lupa kritik dan sarannya ya!

^^ArigatChuu~

About aLma_chuu 貴久

Aku ga polos,, tapi selalu dianggap kya anak kecil,, hm... mungkin karena sangat ceroboh T,T

Posted on 29 January 2011, in Alma_cchu, AUTHOR, KATEGORI, SHINee Fanfiction and tagged , , , , , , , . Bookmark the permalink. 19 Comments.

  1. Yaampun , sumpah sedih banget ..
    onnie daebak ff ! 🙂
    gyahaha

  2. wah arti tersirat dr SHINee bgt ! Daebak 🙂

  3. wuah authorrr~ ff.nya bagus …

    apalagi pas penggambaran suasana pas ibunya di bunuh .. ihh ngena banget ..
    aku bayangin aja jd ngeri sendiri >.<

    tp sayang myuu daet jatah (?) ngomong duikit banget ToT

  4. uah daebak unni daebak…
    annyeong haseyo
    watashi yoona desu..
    hehe* blaga bsa jepang,..
    arigatoo unni udh mskn bhsa” jepang, jdi nambah kosakata
    #memasang syum pnuh kgmbiraan# 😀
    14 thumbs up… 🙂
    unni by the way pny account ff g?
    #athor: bwt pa n’y kyk g2?#
    hehe*
    pgn tau ja…
    😀
    trharu skali.. trauma dlm kglapan mlm.. hiks hiks
    pdhl klu dmlm hri ith indah bgtttt bsa lht bntang…
    mga ja myu ki bsa smbuh dri trauma
    amin… !!

  5. hiks, hiks.
    FF yang mengharukan.
    Daebak thor, aku sampe menitikan *lebay* air mata waktu baca kalimat.kalimat terakhirnya.

  6. aku dah bca part 1-3
    mian aku koment-y dsni sklian y..
    Awl-y ku pkir donghae yg phobia, coz kan mang dy g’ sk gelap oh trnyata adiknya myuu..hehe

    “jgn takut akan gelap krn gelap mlindungi diri kita dr kelelahan” wah taemin nyanyi lg-y omdut n tsya hehe..

    Yeah SHINee, u’r always give shine in the dark..

    I like it 🙂

  7. bagus ff nya,
    aku terharu ni,
    kalo aku ada di posisi myuu may be aku bakalan msk RSJ

    5 jempol buat authornya 🙂
    #itu jempol siapa ja ya??

  8. Aigoo~~
    FFnya Keren >o<

    I Like it 🙂

  9. ending’y kereen chingu..
    Smoga myuu bs sembuh dr phobia’y

  1. Pingback: [FF/2S/PG-15] Hoshizora–Darkness Phobia (Part 1) « SHINee Super Shinki FF Indo

  2. Pingback: [FF/2S/Teaser] Hoshizora–Darkness phobia « SHINee Super Shinki FF Indo

Leave a reply to queen Cancel reply