{FF/PG15} The Half Blood ELF part 4

Ketika suara rindu merebak, tiada hal yang benar untuk dilakukan kecuali membawamu kesampingku.

Heechul merasa udara di sekitarnya menjadi panas. Ia juga merasakan nafasnya sedikit tersendat. Ia merasakan sesuatu melingkar di perutnya. Hangat. Heechul membuka matanya dan…

“Aaaaarrrrhhhhh…” Heechul tersentak saat melihat Yeosin tidur disebelahnya tanpa busana.

Yeosin terbangun karena teriakan Heechul. Ia juga kaget saat menyadari tak sehelai benangpun tersangkut di badannya.

“ada apa hyung?” Donghae masuk kekamar Heechul tanpa permisi.

Yeosin langsung menarik selimut Heechul menutupi tubuhnya.

“Omo~ apa yang kalian lakukan?” Tanya Chaesun saat melihat Yeosin di balik selimut Heechul.

“kami tidak melakukan apa-apa.” Jawab Heechul langsung.

“Iya kami mengerti. Silahkan melanjutkannya.” Ucap Donghae sambil menarik Chaesun lalu menutup pintu kamar Heechul.

Heechul menatap Yeosin, “Ya~ kenapa kau tidak memakai baju?”

Yeosin menggeleng, “aku juga tidak tau.”

“cepat pakai baju sana!” perintah Heechul

“tapinya bajunya sudah hilang, ia lenyap.”

“Lenyap bagaimana bisa?”

“baju yang kupakai itu berasal dari Nirwana dan baju itu dan akan kembali ke Nirwana.”

“Aish….” Heechul mengacak-acak rambutnya kemudian membuka lemarinya. Ia mencari baju yang paling kecil lalu meleparkan kemeja nya ke Yeosin, “pakai itu untuk sementara.” Heechul lalu pergi keluar kamarnya.

__________d_e_s_o_n__________

Heechul memandang Yeosin dengan kemejanya yang kebesaran di tubuhnya yang mungil. Ia bisa melihat bercak-bercak merah di tubuh Yeosin. Gadis itu pasti sangat kesakitan.

“Kenapa matamu tidak sebiru saat kita bertemu dulu.” Heechul mendekatkan wajahnya, melihat bola mata Yeosin dari dekat, “lebih terlihat seperti dark blue dari pada safir blue.”

“hah??” Yeosin mengambil cermin yang ada didekatnya, ia terkejut matanya telah berubah warna. Yeosin memandang Heechul menunjukan ekspresi takutnya.

“jangan takut aku ada di sampingmu.”

“Aigooo, oppa kau apakan Yeosin” Chaesun mendekati Yeosin, “kenapa badannya jadi merah-merah begini?”

Heechul merentangkan tangannya menghalangi Yeosin dari Chaesun. Ia tidak ingin Yeosin merasa kesakitan karena berdekatan dengan manusia lain.

“oppa kenapa kau protectiv sekali.” Gerutu Chaesun pada Heechul, “aku kan hanya ingin membantunya.”

“apa yang mau kau bantu. Kau tidak mengerti sedikit pun tentang dia.” Bentak Heechul.

Mata Chaesun sudah berkaca-kaca. Yeosin menurunkan tangan Heechul yang menghalanginya, “Sudahlah dia hanya ingin membantuku saja.”

Yeosin menarik tangan Chaesun ke sofa.

Chaesun membantu Yeosin mengompres luka-lukanya. Heechul memandang mereka dari meja makan. Ia khawatir Yeosin akan pingsan lagi.

“Mereka hanya butuh sedikit adaptasi, hyung. Kau tidak usah seprotectiv itu.” ucap Donghae.

“Kau tidak tau apa-apa tentang dia.” Ucap Heechul.

“Iya aku memang tidak tau apa-apa tentang dia, “ucap Donghae meniru gaya bicara Heechul, “Hyung apa yang kau lakukan tadi malam, sampai gadis itu lebam-lebam seperti itu?”

Heechul menatap Donghae tajam.

__________d_e_s_o_n_________

“Apa yang kau lakukan pada anak itu?” tanya Dewi Bulan Dewi Bunga

Dewi Bunga memandang wajah adiknya dengan tatapan lembut, “aku tidak melakukan apa-pun. Yang terjadi padanya adalah takdirnya.”

“Tidak mungkin, aku sudah merubah nasibnya saat aku membawanya kemari?” Dewi Bulan menatap tajam Dewi Bunga

“Kau tau, takdir seseorang ditulis sebelum orang tersebut dilahirkan. Kau tidak bisa merubah takdirnya. Kau hanya menggeser nasibnya. Tidak akan merubah takdirnya.”

Dewi Bulan tertegun.

“Kau pun tau pada akhirnya ia akan bersama dengan manusia. Meski kau mengurungnya disini ratusan tahun. Cinta yang dimilikinya bahkan lebih kuat dari cintamu.” Dewi Bunga menatap Dewi Bulan.

Dewi Bulan memalingkan wajahnya dari tatapan Dewi Bunga, “aku takkan membiarkannya terjadi. Aku akan menjauhkan anak itu dari manusia.” Dewi Bulan pergi meninggalkan Dewi Bunga

“sejauh apapun kau membawanya pergi. Hati dan jiwanya akan tetap sama.” Ucap Dewi Bunga, “itulah cinta.”

“cinta akan terhapus seiring waktu, dan aku akan menunggunya sampai saat tiba.”

“yang kau lakukan akan sia-sia. Kau membuang tiga manusia dalam kesengsaraan.”

Dewi Bulan menatap Dewi Bunga kesal, “aku tidak membuang waktuku. Aku mencintai dia apa-adanya dan setulus hatiku.”

“Kau hanya melibatkan satu orang awalnya, kemudian dua dan sekarang tiga. Harus menyiksa berapa orang lagi agar melepaskan manusia itu? agar kau sadar bahwa cintamu itu salah?”

“aku tidak salah. Dan tidak akan pernah salah,” Dewi Bulan menatap Dewi Bunga, “jika mereka tersiksa bersamaku, aku akan kembalikan waktu dan menghapus semuanya. Mengembalikan takdir masing-masing.”

“aku pengang janjimu Dewi, aku akan memberikan mereka pilihan. Dan kau bebas membawanya pergi dari hadapanku. Lakukanlah apapun yang kau inginkan aku tidak pernah mencapuri urusanmu lagi.”

__________d_e_s_o_n_________

Yeosin memakai drees selutut berwarna putih pemberian Chaesun. Rambutnya dikuncir kuda. Menunjukan lehernya yang jenjang. Bibirnya di beri lipglos berwarna pink cerah.

“bagaimana? cantikkan?” Ucap Chaesun bangga, setelah berhasil mendandani Yeosin.

Heechul menatap Yeosin tidak percaya.

“bagaimana?” tanya Chaesun sekali lagi.

“bagus.” Ucap Heechul acuh.

“Ya~ oppa kok cuma bagus.” Rengek Chaesun tidak puas dengan jawaban Heechul.

“Ya~ dia menang sudah begitu, tidak usah kau dandani juga dia sudah… cantik,” Ucap Heechul tajam. Tanpa sadar ia telah membuat rona merah diwajah Yeosin.

Heechul langsung menarik tangan Yeosin meninggalakan Chaesun sendirian.

“Oppa~ bilang saja kalau Yeosin cantik, tidak usah malu untuk mnegatakannya.” Teriak Chaesun, Heechul hanya tersenyum malu.

Heechul menenggelamkan topinya sampai menutupi wajahnya. Ia berjalan di samping Yeosin yang sedang menikamati pemandangan sekitar.

Mereka pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli baju dan peralatan yang diperlukan oleh Yeosin.

“apa kau tidak kesakitan. Disini banyak besi.” Tanya Heechul penasaran, “dan banyak manusia.”

Yeosin terdiam, mencoba merasakan sesuatu, “entahlah tapi aku disampingmu aku tidak merasa sakit lagi

Heechul menghembuskan nafas lega saat Yeosin tidak sesakit dulu lagi.

Mereka berdua duduk di taman. Yeosin memeriksa seluruh penjuru taman. Mencari pintu untuk kembali kerumahnya.

“Maafkan aku, telah menyeretmu terlalu jauh.” Yeosin menunduk.

“Aku menyesal karena membuatmu terkurung didunia ini. Aku tidak bisa membantumu terlalu jauh. Hanya ini yang dapat ku lakukan. Menjagamu selama masih diduniaku.” Ucap Heechul lirih. Ia melihat air mata Yeosin mulai menetes.

Heechul ingin menghapus air mata Yeosin namun ia terlalu takut untuk menyentuhnya. Heechul menyerahkan sapu tangannya, “kasihan Chaesun jika melihat hasil dandanannya rusak.”

Yeosin menerima sapu tangan Heechul lalu mengelap air matanya

“Kau punya keluarga disana?” Tanya Heechul

“tidak. Aku hanya punya seorang teman. Tapi tidak sedekat ini.” Yeosin menatap Heechul lewat matanya yang semakin menghitam, “Mungkin kau satu-satu teman yang pernah sedekat ini denganku.”

Heechul tersenyum, “Senyummu indah.”

Yeosin wajah Yeosin bersemu merah

“Hei lihat wajahmu memerah. Jangan katakan kau suka padaku.” Ucap Heechul.

Yeosin segera memalingkan wajahnya.

“tinggahmu itu seperti ABG yang sedang jatuh cinta.” Gurau Heechul, “Apa makhluk sepertimu juga bisa jatuh cinta.”

Yeosin menggeleng, “kami hanya diberikan rasa patuh pada sang Dewi, tidak ada yang lain.”

“Apa Dewi juga bercinta dengan Dewa?”

“setiap Dewi mempunyai satu Dewa sebagai kekasihnya, namun satu Dewa bisa memiliki beberapa Dewi.”

“kenapa begitu itu tidak adil?”

“itu peraturan kuno. Sudah begitu sejak dulu.”

“apa tidak ada yang pernah protes?”

Yeosin memutar bola matanya, “Dulu pernah ada seorang Dewi yang menentang peraturan itu, Dia menolak menikah dengan Dewa yang sudah mempunyai pasangan. Dewi itu akhirnya pergi kedunia manusia dan jatuh cinta pada seorang manusia biasa. Para Dewa marah, namun ia membiarkan Dewi itu berbuat sesuka hatinya. Namun malangnya manusia itu tidak mencintai Sang Dewi.”

“lalu apa yang terjadi?”

“Sang Dewi membawanya ke alam kami. Memberinya hidup abadi. Namun manusia itu tidak pernah bahagia. Ia hidup seperti tahan abadi sang Dewi.”

Heechul menatap mata bulat Yeosin, “Mungkin aku tidak akan percaya pada hal itu jiak bukan kau yang bercerita.”

“Kau percaya padaku?” Yeosin membulatkan matanya.

“aku percaya padamu karena kau tidak pernah membohongiku.” Heechul mengacak-acak rambut Yeosin.

Yeosin tersentak mendapat perlakuan Heechul.

“Kenapa, kau sakit???” Tanya Heechul cemas

Yeosin menggeleng, “Tidak hanya saja…” Heechul menunggu kata-kata Yeosin, “Hanya saja aku merasa ingin tersenyum.”

“Kau bahagia?”

“Aku tidak tau bahagia itu bagaimana, tapi kurasa iya.”

Heechul mengacak-acak rambut Yeosin lagi.

“besok aku akan mengajakmu ke taman hiburan dan makan malam Seafood. Kau suka seafood?” Yeosin menggeleng, “kau harus mencobanya.”

__________d_e_s_o_n_________

Heechul memandang kalender, sudah empat hari Yeosin dunia manusia. Itu artinya empat hari lagi waktu habis. Heechul merasa dadanya sakit saat memikirkan kepergian Yeosin.

Heechul memandang jadwalnya yang menggila. Bahkan hari ini ia belum bertemu dengan Yeosin. Entah kenapa Heechul merasa nyaman saat bersama gadis itu.

“Hyung kau kenapa?” tanya Donghae

Mereka sedang latihan koreografi baru untuk sushow.

“aku?? Tidak kenapa-kenapa.” Ucap Heechul mengelak

“kau merindukan Yeosin-ssi yah?” goda Donghae berhasil membuat merah wajah Heechul.

“hyung kalau kau merindukannya teleponlah.” Goda Sungmin

Heechul menyembunyikan wajahnya dibalik tangan.

“Yeosin memang hebat, dia mampu menyembuhkan patah hatimu dari Eunhee.” ucapan Siwon langsung dihujami tatapan tajam Heechul dan memberlainnya, “ups.”

Heechul mengeretakkan giginya. Ia menggepal tangannya, menahan emosi. Ia tidak tau mengapa ia harus marah. Ia hanya tidak suka Yeosin dikaitkan dengan Eunhee.

Heechul membuang tatapannya langsung keluar dari ruang latihan.

“Siwonnie, kenapa kau berbicara seperti itu, dia masih sakit hati.” Ucap Sungmin.

“Aku tidak menyangka Heechul hyung masih menyukai gadis itu, ku pikir dia sudah mendapatkan penggatinya.”

“Tapi tetap saja kau tidak boleh mengungkit masalah itu.” ucap Leeteuk bijak, “kita tau Heechul sangat susah jatuh cinta.”

“tapi gadis itu?” ucap Donghae, “Kupikir Heechul sudah sangat dekat dengan dia.”

“apa dia masih bertemu dengan gadis itu?” Manager Hyung tiba-tiba ada diruangan dan menatap para member satu persatu.

Matanya menatap Donghae tajam.

“ya, dia pernah menginap di dorm.” Ucap Donghae polos tidak tahan dengan tatapan dingin manager Hyung.

“kenapa kalian tidak mencegah gadis itu mendekati Heechul, kalian tau jika reputasi Heechul rusah akan berdampak pada kita pada Super Junior.”

“kenapa dia tidak boleh bertemu dengan Heechul hyung, bukankah gadis itu membantu Heechul hyung melupakan Choi Eunhee.” sahut Sungmin

“Iya jika dia bukan perempuan malam. Bagaimana jika wartawan tau jika dia merupakan gadis bayaran?”

“dia tidak seperti itu, bahkan wajah polosnya tidak mencerminkan jika dia wanita malam.” Elak Donghae

“Kau.” Manager Hyung menunjuk Donghae, “kau lihat sendiri dia bermalam di kamar Heechul. Perempuan mana yang berani menginap di rumah lelaki. Apa lagi Heechul belum mengenal gadis itu terlalu lama.”

“iya bahkan Heechul hyung tidak pernah memperkenalkan atau terlihat dekat denga gadis itu sebelumnya.” ucap Siwon sedikit ragu.

“tapi aku merasa sangat familiar dengan gadis itu. Aku seperti pernah bertemu dengannya sebelumnya.” ucap Ryeowook pelan namun masih terdengar oleh yang lainnya.

Manager Hyung menatap Ryeowook tajam, “dimana kau melihatnya, di club malam mana? Di jalan apa?”

Ryeowook menggeleng, “nan molla.”

Manager hyung terkekeh, “apa jangan-jangan kau pernah tidur dengan gadis itu juga?”

“Hyung, sudah hentikan.” Ucap Leeteuk lelah mendengar ucapan Managernya ini, “kita tidak bisa menilai orang sembarangan. Jika Yeosin orang yang tidak baik, kita bisa membawa Heechul menjauhinya. Namun sebaliknya jika Yeosin gadis baik-baik maka biarkanlah mereka.”

Manager hyung mendesis, “kita lihat saja nanti.” Ia pergi keluar ruangan lalu menelepon seseorang.

__________d_e_s_o_n_________

Yeosin melangkahkan kakinya dengan gundah. Ia merasa cemas. Bukan karena ia tidak juga menemukan jalan menuju rumahnya. Ada sesuatu didalam dadanya yang berdetak kencang. Sakit sekali. Hal apapun yang ia lakukan semuanya salah.

Yeosin menatap bintang dan bulan yang bertaburan. Ia merasa seseorang di bulan sana sedang memperhatikannya. Yeosin hanya tersenyum miris. Ia ingin pulang tapi tidak Nirwana. Ia ingin pulang tapi tidak sebagai peri.

Ia ingin didunia ini, berbincang dengan Heechul, bertukar cerita dengan gadis-gadis lain. Merasakan cinta, bahagia dan segalanya.

Yeosin menunduk menatap sebuah bunga yang sedang menguncup. Taman ramai dengan manusia. Ia terpaksa menjauh ke tempat yang lebih sepi. Tidak ada Heechul yang menemaninya. Tidak ada Heechul yang bisa menahan rasa sakitnya.

“hei gadis cantik tidak baik malam-malam sendirian.”

Yeosin menoleh dan mendapati dua orang pria berbadan kekar dihadapannya.

“kami ingin berpesta. Kau mau ikut?” Pria pertama mendekati Yeosin

Yeosin merasa tubuhnya terbakar. Ia menggeleng seraya mudur dari kedua pria itu.

“Hei manis, kita hanya bersenang-senang. Kau tidak usah takut.” Pria kedua mencoba meraih dagu Yeosin namun segera ditepis oleh Yeosin.

Yeosin merasakan tangannya panas. Ia kemudia berlari meninggalkan kedua pria itu. kedua pria itu mengejarnya. Yeosin mencoba kekuatannya dengan sekuat tenaga namun nihil. Kekuatannya tidak bereaksi.

Yeosin terjepit di sebuah gang.

Kedua pria itu berhasil membuat Yeosin terpojok. Yeosin menggumamkan kata jangan, kedua pria itu seolah tidak perduli. Mereka semakin senang melihat Yeosin ketakukatan. Yeosin tersiksa dengan semuanya.

tolong… tolong aku kumohon!” ucapnya lirih dalam hati

Preman itu kian mendekat. Yeosin tidak bisa melakukan apapun. Semua badannya terasa ngilu. Sakit di seluruh badannya tidak tertahankan. Ia hanya berguman tidak jelas.

Yeosin merasakan sakitnya kian menjadi saat salah satu dari preman itu membopong tubuhnya. Bahkan untuk menjerit pun Yeosin tidak mempunyai tenaga.

Yeosin sudah pasrah saat sebuah suara menyadarkannya. Ia sangat merindukan.

“Hei Lepaskan dia.”

“kami tidak ada urusan denganmu. Pergilah!”

“hadapi aku jika kalian ingin membawanya pergi?”

Yeosin merasa tubuhnya menyentuh tanah. Ia melirik ke pria dihadapannya. Ia mefokuskan matanya. Heechul.

Yeosin mengumpulkan tenaganya. Ia berusaha untuk tetap sadar.

TBC

About -deson-

Everybody loves me, coz I’m made of chocolate

Posted on 30 March 2011, in Han Yeosin, Super Fanfiction and tagged , , . Bookmark the permalink. 18 Comments.

  1. udah lama nunggu FF ini, baru ada lanjutannya.. Masih gak ngerti percakapan dewi bunga n bulan.. tp ceritanya seru.. Kyknya Yeosin itu manusia yah.. Ditunggu bgt lanjutannya, penasaran..

  2. Aku nunggu lama nih lanjutannya hhu part selanjutnya yg cepet ya author hhe aku suka banget FF ini..

  3. msh penasaran bgt nih!!! lanjut deh thor!!! 🙂

  4. Part slanjutnya jngan lama2 ya author. Kangen heechul..

  5. Waiting for kelanjutan ff’y. . . ^^

  6. launjutkan…dtnggu next partnya…he..he

  7. heechul jd pahlawan, pasti yg nyuruh preman2 gangguin yeosin pasti manager y. . . .

  8. ditunggu part selanjutnya 😀

  9. Agk curiga nih sama manager hyung. Hmmm

  1. Pingback: [FF/PG 17] Because I am a Fool (바보라서) Part 1 « SHINee Super Shinki FF Indo

Leave a reply to Kim Ryeorin Cancel reply