[FF/S/1/PG-15] De Javu

Judul : De Javu

Penulis : Rheindafha Suastama

Pemeran Utama : Kyuhyun & Sungmin

Panjang : Chaptered [1/7]

Rating : Yaoi/PG-15

Genre : Roman/Persahabatan

Summary : Sungmin mengalami de javu. Apa yang akan dia lakukan jika dia tahu bahwa mimpinya akan menjadi kenyataan? Bisakah dia mengubah takdir?

A/N: This is YAOI mean boy and boy love. If you are offended or don’t like this pairing I made, leave and make your own story. Just try to give me flames and I swear it would burn yourself like hell!

~~~~~~~~~~

Lee Sungmin menggeliat pelan. Sinar matahari pagi masuk menerobos lewat celah gorden, menyilaukan matanya. Dia mengedip beberapa kali lalu bergegas bangkit dari tempat tidur. Dia meninggalkan selimutnya acak-acakan di tempat tidur kemudian turun ke dapur.

“Cuci dulu mukamu,” kata Kim Heechul, kakak tirinya.

“Cerewet,” kata Sungmin masa bodoh. Dia duduk lalu menarik piringnya mendekat.

Heechul menarik napas melihat kelakuan asal-asalan adiknya itu. Dia memperhatikan piyama Sungmin yang berwarna biru tua dan bermotif bunga sakura itu. Bagian bahunya miring. Rambutnya juga kusut.

“Ini hari minggu,” kata Heechul. “Tidak ada salahnya kau merawat diri ‘kan?”

“Malas,” kata Sungmin singkat. Dia sudah menghabiskan rotinya. “Hari ini aku mau tidur seharian.”

“Eh? Tidak mau keluar?”

“Tidak ah,” kata Sungmin sambil berdiri. Dia baru saja hendak naik lagi ketika telepon di samping tangga berdering.

Sungmin menghentikan deringnya dengan mengangkat tangkai telepon lalu menempelkannya di telinganya.

“Yoboseyo.”

“Sungmin?”

“Kyuhyun?” kata Sungmin kaget mendengar suara diseberang. “Ada apa?”

“Aku mau ke rumahmu.”

“Jangan!” teriak Sungmin spontan. Dia belum mandi, belum…apapun! Mana mungkin dia menemui Kyuhyun dengan wajah acak-acakan begitu?

Suara Kyuhyun terdengar muram. “Kenapa?” tanyanya.

Sungmin bingung memberikan alasan. Dia tidak bisa bilang kalau belum mandi. Remaja macam apa yang belum mandi di atas pukul dua belas? Dia bergegas mengarang alasan.

“Maksudku aku tidak melarangmu datang,” kata Sungmin cepat-cepat. “Sekarang aku sedang sibuk. Minggu depan saja bagaimana?”

“Yah,” kata Kyuhyun kecewa. “Padahal aku mau mengajakmu nonton. Kemarin kau bilang mau nonton District 9. Aku sudah beli dua tiket.”

“Ah..Erm..Anu..” Sungmin berpikir keras. “Baiklah. Datanglah setengah jam lagi,” ujarnya kemudian.

Suara Kyuhyun kembali ceria. “Oke. Berpenampilanlah yang manis ya,” katanya.

Sungmin mengangguk. Baru sadar kalau Kyuhyun tidak bisa melihatnya, dia menambahkan, “Iya.”

“Sampai ketemu.”

“Ya, sampai ketemu.”

Sungmin meletakkan gagang telepon dengan menghela napas. Heechul yang mengamatinya sejak tadi bertanya, “Siapa?”

“Kyuhyun.”

“Pacar barumu itu?”

Malas-malasan Sungmin mengangguk. Dia bergegas ke kamar mandi lalu mandi cepat-cepat. Dia cuma punya waktu tiga puluh menit sebelum Kyuhyun muncul di depan pintu rumahnya.

Sungmin baru saja meletakkan parfum-nya ketika terdengar suara bel. Dia mendengar suara kakaknya berteriak.

“Tunggu sebentar!”

Sungmin melihat bayangannya di cermin sekali lagi sebelum mengenakan arloji barunya lalu turun. Waktu sampai di bawah, Kyuhyun sudah duduk di ruang tamu. Dia tersenyum melihat kedatangan Sungmin.

“Kakakmu bilang kau baru selesai mandi,” kata Kyuhyun.

Sungmin langsung melemparkan pandangan menyalahkan pada Heechul sementara yang disebut belakangan ini bersiul tanpa dosa.

“Yeah. ‘Kan sudah kubilang, aku sibuk membersihkan rumah,” kata Sungmin mengelak. “Aku tidak mau mandi dua kali. Jadi aku mandi setelah bekerja saja.”

“Tidak apa-apa,” kata Kyuhyun sambil berdiri. “Tapi aku jadi ingin lihat kau waktu bangun tidur.”

“Hah?” kata Heechul kaget. “Jangan, deh. Jangan. Dia mengerikan sekali kalau baru bangun—aw!”

Heechul membungkuk kesakitan karena Sungmin telah menyodok perutnya keras-keras dengan siku.

“Kyuhyun, ayo pergi,” kata Sungmin santai sambil menarik tangan Kyuhyun keluar tanpa mempedulikan Heechul yang telah berguling di lantai.

Kyuhyun ingin tertawa melihat kelakuan kakak beradik yang aneh itu. Mereka keluar dari rumah. Kyuhyun menoleh Sungmin.

“Jam berapa sekarang?” tanyanya.

“Hmm? Kenapa?” ujar Sungmin balik bertanya.

“Cuma ingin tahu berapa banyak waktu yang kita punya untuk pergi ke bioskop sebelum filmnya mulai,” kata Kyuhyun mengangkat bahu.

“Masih pukul satu lewat lima belas menit.”

“Oh, kita masih punya banyak waktu kalau begitu.”

Mereka segera masuk ke dalam mobil kemudian meluncur meninggalkan rumah. Tak lama kemudian mereka telah sampai di gedung bioskop yang cukup besar di Seoul. Mereka segera turun kemudian berjalan ke arah gedung. Ketika mereka akan masuk ke dalam gedung, tiba-tiba seorang laki-laki memakai topi merebut tas Sungmin lalu membawanya kabur.

“Hei, tunggu!” teriak Sungmin. “Copet!”

Kyuhyun bergegas mengejarnya. Laki-laki bertopi itu berlari ke seberang jalan. Tanpa pikir panjang, Kyuhyun berlari menyeberang.

“Tunggu, Kyuhyun! Hati—“

Kata-kata Sungmin terhenti melihat sebuah truk melaju kencang tak jauh dari Kyuhyun. Mendengar teriakan Sungmin, Kyuhyun berhenti.

“Ada a—“ katanya tidak selesai melihat truk itu melaju kencang ke arahnya.

“KYUUU-HYUUUUN!”

Sungmin membuka matanya dengan kaget lalu bergegas menutupnya kembali. Cahaya matahari terasa menusuk matanya. Dia berguling lalu duduk. Sungmin memandang berkeliling.

Dia ada di kamarnya. Dia tidak berada di depan gedung bioskop dan melihat tubuh Kyuhyun terkapar bersimbah darah. Dia memimpikannya. Itu semua cuma mimpi.

Sungmin merasa tubuhnya gemetar. Dia berjalan ke kamar mandi. Dia mengisi gelas dengan air keran kemudian meminumnya sampai habis. Napasnya terengah-engah.

Dia heran sekali. Biasanya dia tidak pernah bermimpi buruk. Dan mimpi buruk selalu berakibat tidak enak pada pikiran. Seperti yang sekarang dialami Sungmin.

Dia mendongak dan menatap bayangannya dalam cermin di atas wastafel. Rambutnya acak-acakan dan piyamanya miring. Dia memperhatikannya lagi. Piyama yang sedang dipakainya berwarna merah tua bergaris putih kecil-kecil.

Sungmin menghela napas lega. Dia tidak punya piyama berwarna biru dan bermotif bunga sakura. Itu cuma mimpi. Tidak akan menjadi kenyataan.

Sungmin bergegas mandi. Selesai mandi dia turun untuk sarapan. Dilihatnya Heechul sedang membersihkan lantai dengan penyedot debu.

“Selamat pagi,” kata Sungmin lalu duduk.

“Pagi,” kata Heechul tanpa mengalihkan pandangan dari pekerjaanya.

Sungmin mengambil roti lalu mengolesinya dengan selai kacang. Dia mengunyah rotinya sambil mengawasi pekerjaan Heechul.

“Appa tidak telepon?” tanya Sungmin.

“Tidak,” kata Heechul datar. “Lagipula aku tidak mengharapkannya. Kita sudah bisa hidup tanpa dia lagi ‘kan.”

“Yah, aku cuma mau tahu dia masih ingat kita atau tidak,” kata Sungmin pelan. Dia mengelap mulutnya dengan tisu kemudian berdiri. “Aku berangkat.”

Heechul mematikan mesin penyedot debunya sebentar ketika Sungmin berjalan mendekatinya. Dia mengecup kedua pipi adiknya itu.

“Hati-hati,” katanya. “Dan jangan buat masalah di sekolah,” tambahnya tajam.

“Aku tidak pernah cari masalah,” kata Sungmin. “Masalah yang biasanya mencariku.

“Lucu sekali,” kata Heechul. Dia kembali membersihkan lantai. “Pokoknya aku tidak mau dengar kau berkelahi di sekolah lagi.”

Sungmin mendengus. “Iya, iya,” katanya malas. “Aku akan jadi anak baik,” tambahnya lalu bergegas keluar karena bus sekolah sudah membunyikan klakson-nya berkali-kali.

Sampai sekolah, Sungmin langsung menuju kelasnya. Ketika hendak membuka pintu, tiba-tiba dia mendapat firasat buruk. Dia punya beberapa pengalaman buruk karena membuka pintu sembarangan.

Tangannya yang memegang kenop pintu dia tarik kembali. Dia memandang pintu itu selama beberapa saat kemudian menendangnya sampai terbuka.

Dugaanya benar. Begitu pintu terbuka, sebuah ember kecil berisi tepung langsung jatuh ke lantai. Sungmin mendengus. Bagaimana jadinya kalau kepalanya yang terkena ember itu. Dia masuk kelas dan menyingkirkan ember itu dengan kakinya.

“Wah, lolos ya? Sayang sekali.”

Sungmin menoleh ke arah asal suara tersebut. Di meja dekat jendela duduk lima orang paling meyebalkan yang pernah ditemuinya seumur hidup.

Yesung yang super cool. Donghae yang sinis. Eunhyuk yang sok manis. Kibum yang sok tahu. Dan Kyuhyun yang pengganggu.*dibantai ELF*

“Kalau mengerjaiku, kalian harus melakukannya lebih dari itu,” kata Sungmin ketus lalu berjalan ke bangkunya. Dia meletakkan tasnya kemudian duduk.

GUBRAK!

~~~~~~~~~~TBC~~~~~~~~~~

©2010 S3FFIndo Publishing

Dont Forget! :

– Give YOUR COMMENT after read this FF. Be a good reader. oKEY?

– UNTUK SEMUA READERS, TOLONG BACA READ FIRST terlebih dahulu. Kami telah menginformasikan tentang semua page sehingga JELAS PAGE/SUB PAGE mana saja yang harus kalian tuju terkait dengan kepentingan kalia, dan info-info lainnya yang mungkin membantu kalian semua ^^

– Thanks for Read and Comment this FF. Feel comfort to stay here and TOGETHER, BEYOND OUR IMAGINATION ~ ^0^

About a

Hi... :) I'm just a little girl in a big world. I'm Indonesian. Nice to meet you all.

Posted on 31 December 2010, in AUTHOR, Freelance Author, KATEGORI, Super Fanfiction and tagged , , , , , , . Bookmark the permalink. 8 Comments.

  1. bentar bentar, kyu itu cewe apa cowo di sini :O
    mereka pacaran nggak sih? :O

  2. ehh baru baca ternyata yaoi hahaha, mian mian >.<

  3. ini sebelum nya udah pernah di publish di ‘fanfiction.net’ ya??

    soal nya ada cerita persis kayak gini …

  4. ini kya kehidupan nyataku .. ==”

    tp bda aku gk sparah itu .. kekeke

    eh,kyu kejam amat dah ??
    tp untung sungmin bsa lolos ..
    yesung emg cool kok,donghae gk snis cman mukanya aja yg bgitu,eunhyuk emg mnis kok .. kibum jga pinter,,

    wkwkwkwk XDD

  5. di mimpi kyu jadi pacar sungmin… o.O
    tapi stelah bangun, trnyata kyuhyun itu penganggu…

    like this… 😀

  6. ‘Sungmin membuka matanya dengan kaget lalu bergegas menutupnya kembali.’

    wah aku gak ngerti bagian ini…
    hmm, coba aku baca ulang…

    eh, eh, sungmin disini cwe?
    koq berantem. hahaha
    berarti tomboy (bener gk sih?)
    (bener2 harus baca ulang)
    hehe ^^v

  7. Kyu itu namja….
    Sungmin itu yeoja ya ceritanya??

  8. Minkyushi498noonaz

    aku baca ulang,dlu di ffn,tetapi pas ku cari sdh di hapus 😦

Leave a comment