[FF/S/1/PG-13] I’m Still Loving You (TRUE STORY) Part 1

I’m Still Loving you (TRUE STORY) Part 1

 

Author: 킴 례 출 a.k.a Kim Ryechul

Cast

Kim Ryechul (Author)

Park Jungsoo (Leeteuk)

Support Cast

Super Junior

And others~

Rating: PG-13

Length: SERIES

Genre: Romance, Sad Romance, Love/Hate, Life

Summary: Park Jungsoo, seandainya aku mengenalmu lebih dulu daripada Lee Jinki, kemungkinan besar aku akan mencintaimu…

A/N: Annyeong Readers! Kembali lagi bersama Kim Ryechul di Fanfic ini. FF pertama yang kubuat dengan main castnya Super Junior *peluk Teuki oppa* Okay, berhubung ini benar-benar cerita asli author (tapi lokasi, nama, dan grade sekolahnya diubah) dan benar-benar 100% asli. Ngga ada yang dikurangin dan ditambahin. *author nangis bikin part ini* Happy reading all! Jangan lupa RCL nya~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hari yang cukup melelahkan. Bayangkan saja, aku harus menghadap Dosenku karena hal sepele yang terjadi antara aku dan seorang namja yang sangat mengesalkan. Namanya Park Jungsoo. Dia adalah seorang namja populer di universitas ini. Semua yeoja akan jatuh bergelimpangan apabila melihat namja ini berjalan bersama kedua temannya, Henry Lau dan Lee Donghae. Namun, tidak untukku. Aku malah membencinya karena ia sangat semena-mena di universitas ini. Ia selalu beranggapan segalanya bisa ia lakukan. Ia memang mempunyai banyak talenta seperti bermain basket. Namun, untuk masalah pelajaran ia sangat bodoh. Entah hal apa yang membuatnya bisa masuk ke universitas ternama di Seoul ini. Uang kah? Apa ketampanannya? Cih!

Suatu hal yang sangat mengesalkan mengingat semua kelas yang kupilih sama dengannya. Aku mengambil mata kuliah seni dan design grafis. Dan namja berambut blonde itu juga mengambil mata kuliah yang sama. Namun, untunglah sebentar lagi kenaikan semester dan aku pasti akan mengambil SKS yang berbeda darinya. Aku sudah bosan melihat wajahnya setiap kuliah. Belum lagi mendengar cibirannya tentang diriku karena aku sendiri suka mencibirnya. Bayangkan saja! Semua teman-temanku selalu memuja-mujanya didepanku. Bahkan tidak sedikit yang sering memberinya hadiah berupa cokelat atau apalah. Namun, hadiah-hadiah itu selalu diberikan kepada kedua temannya itu. Tetapi, para yeoja-yeoja yang mengaguminya tidak pernah menyerah sedikitpun. Babo! Kalau aku jadi mereka, aku tidak akan pernah mau memberinya hadiah lagi kalau tahu kenyataannya.

Kusentuh layar I-phone ku dan mulai mendengarkan lagu A Twist In My Story-nya Secondhand Serenade. Saat sedang mendengarkan sambil menyanyikannya, tiba-tiba handphone-ku itu bergetar. Kulihat ada satu pesan dari seseorang yang nomornya tidak kukenal. Aku bimbang. Aku harus membacanya atau tidak karena biasanya isi pesan itu tidak penting seperti ‘Hai chingudeul, ini nomer baruku! Disimpan ya!’ atau semacamnya. Tetapi, karena aku takut itu adalah hal yang penting, kuputuskan untuk membuka pesan itu.

From: +6285710508XXX

Ryechul-ah! Ini aku, Siwon. Maaf aku harus memakai nomor Teuki karena aku tidak adapulsa untuk memberitahumu tentang berita ini. Aku ingin kelas kita mengadakan perpisahan kemungkinan besar kita akan ke Disney Land. Bagaimana menurutmu? Aku meminta pendapatmu, Rye-ah. Sekalian, karena kamu mempunyai semua nomor anak-anak kelas, aku minta kau menghubungi mereka semua dan meminta pendapat ^^ okok? Gomawo dongsaeng-ku :*:*

Hm? Jadi kelas kami akan mengadakan perpisahan? Okay, itu tidak masalah. Namun, mengapa namja yang sudah kuanggap sebagai kakakku sendiri itu harus memberitahuku menggunakan nomer Jungsoo? Ya, yang dimaksud dengan Teuki itu adalah Jungsoo. Entah ada angin apa yang membuat para pemuja Jungsoo dan teman-temannya memanggilnya Leeteuk atau Teuki yang artinya sangat keren dan sangat istimewa. Padahal, oknum yang dipanggilnya sama sekali tidak istimewa. Cih! Mengesalkan sekali rasanya harus meng-save nomor namja sialan itu didalam kontak handphone-ku. Namun, aku tidak bisa menolak permintaah Siwon karena namja itu kalau sudah ngambek suasana hatinya bisa berubah seratus delapan puluh derajat selama tujuh hari. Alhasil, aku mengetik pesan dan mengirimnya keseluruh kontak yang ada di group bernama ‘Glaveratic’.

To: Glaveratic

Annyeong Glaveratic! Ryechul’s here~ Cuman mau ngasih tau aja kalau kita bakalan ngadain perpisahan kelas di Disney Land. Yang mau ikut bales sms ini ya soalnya mau aku data orang-orangnya. Pendaftaran ditutup sampai jam 9 malem ya! *kayak apaan aja pendaftaran* kekeke~ Gomawoyo memberdeul :*

Kusentuh tombol send. Lalu satu persatu sms yang kukirim dibalas oleh anggota Glaveratic yang mempunyai arti tersendiri bila dijabarkan dalam bahasa Inggris. Alhasil, sms yang kuterima ada tiga belas dari dua puluh dua anggota Glaveratic. Setelah kucatat di note, kuputuskan untuk pergi ke pulau kapuk sambil menghayal. Namun, rencana itu gagal karena tiba-tiba handphone-ku bergetar lagi. Cih! Siapa sih yang sms malam-malam seperti ini. Untuk apa? Mengganggu tidur saja. Pikirku dalam hati sambil melirik jam dinding berwarna hijau-ku. Pukul 11.53. Ternyata, sms itu dari namja yang sangat kubenci, Park Jungsoo.

From: Park Jungsoo

Eh, aku ikut ya. Kamsah.

Kutatap sms yang hanya terdiri dari dua kalimat dan lima kata tersebut. TIDAK BISAKAH KAU SOPAN SEDIKIT? Sudah membalas sms yang paling terakhir. Paling malam, dan mengganggu waktu tidurku. Sungguh kekesalanku memuncak saat ini. Aku sangat membencinya. Cih! Lima kata membuat waktu tidurku terganggu, eh? Kalau dia bukan sahabat oppaku, aku tidak akan memasukannya kedalam daftar nama orang-orang yang akan ikut      dalam perpisahan yang akan diadakan dua hari lagi ini.

***

 

“Akhirnya terlaksana juga! Gomawo saengku!!” ujar Siwon seraya merangkul bahuku dan mencium pipiku. Ya, hari ini kami ber-empat belas ditambah satu setan yang tidak diharapkan datang berangkat ke Disney Land menggunakan bis. Sepanjang perjalanan, aku selalu bercanda bersama oppa-ku, Siwon, karena ia duduk disampingku. Lalu, didepanku ada sepasang kekasih Choi Soora dan Kim Heechul sedang bercumbu-cumbu ria dan aku tidak memperdulikannya karena hal itu sama sekali tidak penting untuk dibahas. Lalu, dibangku belakang ada anak setan itu bersama Henry dan Donghae. Entah apa yang membuat Henry, sahabatku sejak masih duduk di sekolah dasar, bisa berteman dengan seorang Jungsoo. Menjijikan.

“Aish~ Ryechul-ah! Kau menggemaskan sekali hari ini.” Ucap Henry sambil mencubit pipiku dari belakang.
“Yak, Henry oppa! Sakit tahu!”

“Haha, mianhae Rye-ah. Habis kau menggemaskan sekali!”

“Ha? Tidak salah ia menggemaskan?”

Kata-kata terakhir itu langsung membuatku kesal dan menengok kearah belakang. Kudapati seorang namja sedang mengatupkan bibirnya setelah mengucapkan kata-kata terakhir. Namja yang mempunyai manik hitam itu langsung melipat kedua tangannya di dada bidangnya dan membuang mukanya ketika mendapatkan mataku sedang menatap tajam kearah matanya. Dasar banci. Emosiku tidak bisa ditahan lagi. Pertama, masalah tentang cibiran-cibiran yang membuatku harus dipanggil dosenku dan membuat waktu istirahatku terista selama tujuh belas menit. Kemudian sms malam-malam yang membuat aku tidak bisa tidur karena sudah terlanjur kesal dan membuatku tidak mengantuk. Dan yang terakhir adalah hari ini. Disaat ia mengatakan kata-kata yang sangat membuat emosiku meledak. Dan ia belaga tidak peduli dengan tatapan tajamku.

“Cukup!” ucapku sambil mengacungkan telunjuk jari kananku kearahnya. “Aku muak dengan semua ulahmu, Park Jungsoo!”

Aku benar-benar tidak bisa menahan emosiku. Kuubah posisi jari telunjukku menjadi jari tengah dan kuduetkan dengan jari tengah di tangan kiriku. Lalu, kutunjukan kedua jari tengah tersebut kedepan mukanya. Ekspresinya tetap saja datar walaupun mukanya memerah. Aku tahu ia sedang menahan emosi. Siwon sudah menarik pinggangku untuk menjauhkan diriku dari Jungsoo. Aku tahu Siwon sangat khawatir apabila Jungsoo sudah main tangan karena kudengar Jungsoo tidak pernah memandang ia yeoja atau namja. Tidak pernah peduli kaya atau miskin. Yang jelas, apabila ia kesal dengan seseorang, ia akan menghabisinya ditempat dengan tangannya sendiri.

“Haha! Aku tahu kau sedang meredam emosimu, kan? Dasar banci! Keluarkan kekuatanmu, chicken!”

“Diam kau, dasar jal..”

“Sudah-sudah! Aku tidak ingin seorang yeoja yang kusayang bertengkar karena mulutmu, hyung.”

Ucapan terakhir Henry membuat kami berdua langsung menoleh kearahnya. Pembawaan namja berambut mowhak yang sangat membuat hatiku tenang itu menyelamatkan persengitan antara aku dan Jungsoo. Ya, kalau Henry tidak menghentikan pertengkaran ini, aku tidak yakin bahwa pipiku akan selamat dari tangan lembut yang dipergunakan untuk hal-hal kasar milik Jungsoo. Henry tau nanti ia akan diadili oleh Jungsoo karena sikapnya yang menengahi pertengkaran kami berdua. Namun, jangan harap namja itu bisa melukai Henry-ku. Tidak boleh ada satupun orang yang memukulnya atau menyakitinya.

“Apa yang kau lakukan, Henry? Kau membiarkan nama sahabatmu diinjak-injak, eh?”

“Come on! Sadarlah hyung! Pertengkaran ini terjadi karena siapa? Karena mulutmu yang tidak bisa dijaga.”

“Tapi dia mengataiku chi…”

“STOP! Tolong jangan membahas masalah ini lagi. Kepalaku pusing mendengar semua perkataan kalian.”

Ucapan terakhir dari Donghae membuat kami semua yang sedang naik darah diam. Pria playboy yang mempunyai ketegasan itu memang selalu menengahi kami apabila terjadi pertengkaran. Memang Jungsoo adalah orang yang paling tegas diantara kami. Namun, apabila ia sedang marah ia menjadi labil dan tidak bisa berfikir jernih. Untuk itu sosok Hae diperlukan disini sebagai seorang penengah karena tidak mungkin Henry yang paling kecil diantara namja-namja itu mengambil alih. Begitu juga dengan Siwon yang selalu memihakku kapanpun dan dimanapun. Bahkan apabila aku sedang ada masalah dengan adiknya, Choi Hanna, ia lebih memilih memihakku daripada adik kandungnya sendiri.

***

“Oppa! Ayo kita naik rollercoaster itu!” ucapku kepada Siwon.

“Aish~ aku tidak berani, saeng. Bagaimana kalau kuminta Henry menemanimu?”

“That’s oKEY!”

“Henry-ah! Kau pasti tertarik untuk naik rollercoaster kan?”

“Tanpa kujawab kau pasti sudah tahu.”

“Ajak Ryechul, oKEY? Aku tidak berani naik wahana seseram itu, kau tahu?”

Setelah melalui perbincangan yang sangat lama karena Siwon sangat mewanti-wanti keselamatanku kepada Henry padahal Henry lebih tahu bagaimana diriku daripada Siwon, akhirnya aku, Henry, Donghae, dan satu setan tak diundang mengantri di barisan wahana yang dinaiki dengan waktu tujuh menit tersebut. Sambil menunggu, aku banyak bercanda dengan Henry oppa dan Donghae. Sementara setan itu? Ia lebih memilih untuk memainkan game yang ada didalam i-phonenya. Setelah sekitar tiga puluh menit menunggu, akhirnya giliran kami tiba juga. Saat aku sudah duduk didalam kereta dan memasang sabuk pengaman, aku terkejut dengan pasangan perjalananku sekarang, Park Jungsoo. Apa yang ia lakukan sampai-sampai aku harus duduk disampingnya? Mengapa bukan Henry yang duduk disampingku? Ah! Aku tahu! Pasti ini adalah ulah Donghae yang sedang patah hati karena diputuskan oleh pacarnya beberapa hari yang lalu karena ketangkap basah sedang berpacaran dengan yeoja lain. Dan ia ingin bercerita dengan seseorang yang sudah pasti dalam keadaan normal. Dan ia tahu ia tidak bisa berbicara dengan Jungsoo karena namja itu sedang dalam kondisi yang tidak baik untuk diajak berbicara.

“Mau apa kau?!”

“Duduk.”

“Orang gila juga tahu kalau kau ingin duduk.”

“Terus kenapa kau masih menanyakannya? Berarti orang gila lebih pintar daripada dirimu?”

“Ah! Terserah kau.”

Saat sang petugas mengumumkan bahwa kereta sebentar lagi akan jalan, aku memeriksa kembali sabuk pengamanku. Sebenarnya, aku tidak cukup berani untuk naik rollercoaster ini karena penyakit asmaku yang terkadang menyusahkan. Dan aku juga tidak pernah tidak menggenggam tangan seseorang yang berada disebelah kananku. Biasanya, yang menjadi korbanku adalah Henry. Namun, apa dayaku. Sekarang, disebelah kananku bukanlah seorang namja bermarga Lau itu melainkan seorang namja yang sudah kuanggap seperti musuh bebuyutanku, Park Jungsoo. Sebisa mungkin aku tidak berfikir yang aneh-aneh karena hal itu hanya mempersulit keadaan. Aku hanya berdoa kepada tuhan didalam hati agar gerak reflekku tidak berfungsi untuk saat ini.

Kupandang namja yang sedang memejamkan matanya disebelahku ini. Kulihat gerak bibirnya yang dengan berat hati kuakui bahwa bibir itu sangat seksi sedang mengucapkan sesuatu yang tidak terdengar oleh telingaku. Namun, aku yakin bahwa ia sedang bernyanyi karena ia sedang memakai headset dan tidak peduli dengan dunia sekitarnya termasuk diriku. Lalu, saat kereta tersebut sudah mulai naik, aku mengucapkan doa-doa dalam hati. Dan saat aku membuka mataku, kereta tersebut sudah turun dengan kecepatan yang sangat tinggi. Semua yang berada didalam kereta tersebut berteriak kecuali satu orang, ya… hanya dia yang tidak menikmati secara penuh wahana ini, Park Jungsoo. Aku berteriak kencang sekali sambil melipat kedua tanganku agar tidak memegang tangan namja tersebut.

Namun, nasib sial datang kepadaku. Tiba-tiba saja kereta yang kami kendarai berhenti disaat posisi kami sedang diatas dalam keadaan terbalik. Sepertinya terjadi mati lampu. Kau tahu? Rasanya darahku naik ke otak dan sangat pusing. Aku tidak bisa menahannya. Aku terlalu shock dan pusing saat ini. Tiba-tiba saja tubuhku lemas dan rasanya aku seperti ingin pingsan. Lalu, kurasakan sesuatu yang hangat menyentuh kulit tangan kananku. Dan rollercoaster itu berjalan kembali dan terdengar suara-suara teriakan lagi. Namun, aku tidak sanggup berteriak karena rasa pusing dan lemas itu. Serta aku mual. Sepertinya memang benar. Akibat dari mati listrik selama kurang lebih lima menit itu membuat tubuhku tidak beres.

***

“Ryechul-ah! Kau sudah sadar?” ucap seorang namja yang suaranya sudah sangat kukenal.

“Ryechulie!! Ah! Terima kasih tuhan!” ucap seorang namja yang lain.

“Dimana aku?”

“Jangan bangun dulu, Rye-ah. Kau sedang di ruangan medis.”

Aish~ apa yang terjadi dengan diriku. Mengapa aku bisa berada di tempat ini? Nuansa pegungungan dengan angin yang sepoi-sepoi ini sepertinya memang sudah diatur oleh pihak Disney Land untuk membuat seseorang yang sakit menjadi tentram ketika melihat ruangan ini. Namun, apa yang terjadi denganku? Mengapa aku bisa disini? Siapa yang membawaku? Banyak pertanyaan yang berkelebat dipikiranku. Namun, aku tahu hal tersebut tidak bisa kukeluarkan semuanya karena aku yakin namja-namja yang ada disini sedang panik dan tidak mungkin menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan kukeluarkan secara bertubi-tubi.

“Demi tuhan aku tidak akan mengijinkanmu menaiki rollercoaster lagi, chulie!”

Ucapan Siwon oppa membuat diriku tersadar akan hal yang baru saja terjadi denganku beberapa saat yang lalu. Aku sangat ingat dimana aku tidak kuat untuk bangun dari kursi lalu seseorang mendekap tubuhku dan kesadaranku langsung hilang. Aku tidak mengetahui siapa orang itu dan aku tidak mengenali suaranya karena ia sama sekali tidak bersuara. Aku berhutang nyawa dengan dirinya. Aku harus mencari oknum itu. Semoga saja dia belum pulang. Ah! Mengapa tidak kutanyakan saja dengan Siwon oppa atau Henry oppa? Pasti mereka mengetahui siapa yang membawaku kesini.

“Oppa, siapa yang membawaku kesini?”

“Err.. mianhae, aku tidak tahu.” ucap Siwon kepadaku.

“Aku juga tidak tahu. Hyungie, kau tahu siapa yang membawa chulie kesini?” ucap Henry.

Yang ditanya hanya menggeleng.

Baik Siwon, Henry, ataupun Hae oppa sama sekali tidak mengetahui siapa yang membawaku kesini. Aish! Dimana orang itu? Sungguh aku sangat ingin berterimakasih kepadanya. Aku sangat ingin membalas perbuatannya. Namun, bagaimana aku bisa membalas semuanya bila aku tidak mengetahui siapa orang itu. Ah! Apakah aku harus menanyakan kepada Jungsoo? Dia kan yang berada disampingku saat aku duduk di rollercoaster. Tapi, rasanya sangat malas untuk bertatap muka dengan namja itu. Apa jangan-jangan…. dia yang membawaku kesini? Hell no! Tidak mungkin dia yang membawaku kesini.

Tiba-tiba, pintu ruang medis tersebut terbuka lebar. Disitulah berdiri seorang namja yang sedang membawa botol air mineral dan sebatang lolipop panjang yang berada didalam mulutnya. Ia tersenyum sedikit ketika masuk kedalam ruangan medis yang cukup luas itu. Manik hitamnya menatap kearah para namja-namja lain yang berada disana seakan mengisyaratkan untuk menyingkir dari sana karena ia ingin menemuiku. Lalu, ketiga namja yang berada disamping ranjangku itu langsung mundur dua langkah untuk memberikan ruang untuk menemuiku. Kemudian, seulas senyum manis muncul di wajahnya yang halus bagaikan malaikat. Lalu, ia menaruh botol air mineral itu di meja samping tempat tidurku kemudian menaruh tangan kanannya yang halus di keningku.

“Anak bodoh. Bagaimana bisa kau naik rollercoaster sementara kau mempunyai penyakit seperti itu.”

Ia memamerkan senyum termanisnya yang pernah ia keluarkan. Lebih tepatnya, untuk pertama kalinya aku melihatnya tersenyum. Ya, namja didepanku ini memang tidak pernah tersenyum. Ia selalu memasang tampang dingin ke semua orang. Namun, kemungkinan besar untuk sahabat-sahabatnya pernah melihat ia tersenyum dan ia tertawa. Tetapi, tidak untuk awam sepertiku. Dan kuakui, jantungku berdetak dua kali… tidak. Tiga kali lebih cepat daripada biasanya. Kupandang manik hitamnya yang indah lalu dilanjutkan kearah hidungnya yang tanpa cela. Serta bibirnya yang berwarna pink pudar dan sangat seksi itu. Astaga! Apa yang kupikirkan! Tidak mungkin aku bisa mengubah pikiranku kepadanya hanya dalam tiga menit bukan?

“Hyung, darimana saja kau?” ucap Henry kepada namja itu.

“Aku? Berjalan-jalan sebentar sambil membeli lolipop sekalian mencari minuman untuknya.”

Kemudian, ia tersenyum kearahku…

“Diminum ya, Ryechul-ssi. Sungguh kau sangat membuatku kerepotan karena harus menggendongmu.”

Aish~ Jadi dia yang menyelamatkan nyawaku? Apakah aku bermimpi diselamatkan oleh orang yang selama ini sudah kuanggap sebagai rival terbesarku? Bagaimana seorang Park Jungsoo yang sangat membenciku begitupula sebaliknya berubah drastis menjadi seorang namja yang perhatian dan mengulas senyum terbaiknya kepadaku? Tuhan, apakah kepalanya terbentur? Atau aku hanya bermimpi saat ini? Tapi, sepertinya tidak karena aku bisa merasakan hangatnya punggung tangan kanan namja itu saat menyentuh keningku yang sangat dingin. Ah! Mengapa perasaanku tidak karuan begini? Apakah aku… tidak tidak! Tidak mungkin. Sadarlah Kim Ryechul! Kau sudah mempunyai seorang namjachingu.

Ya, aku memang mempunyai seorang namjachingu. Namanya Lee Jinki. Dia adalah sunbae-ku di kampus ini. Namja tampan yang memiliki selera humor yang tinggi. Senyumnya yang manis selalu membuatku tergoda untuk mencubit pipinya yang seperti karet. Matanya yang sipit terlihat ikut tersenyum saat ia sedang tersenyum. Ia adalah manusia yang sangat perfect di dunia ini. Ia seorang namja yang pintar, baik, dan ramah kepada semua orang. Tidak heran banyak orang yang menyukai namja-ku itu. Tapi, hubungan kami dirahasiakan dari publik karena salah paham yang beresiko sangat besar dan sangat sakit bila diingat kembali…

Aku masih ingat saat teman-temanku memfitnah Jinki karena mereka menuduh Jinki akan memperkosaku. Padahal, namja itu hanya ingin mencium pipiku untuk tanda kasih sayang. Tapi, itu memang salah kami berdua. Tempat yang namja itu pilih berada di atap sekolah yang jarang sekali orang-orang menyadari keberadaannya. Tempat itu memang menjadi tempat yang paling indah di hidupku karena tempat itu menyimpang banyak kenangan. Mulai dari kenangan diriku bersama sahabat-sahabatku ataupun Jinki. Ah! Sungguh suatu hal yang sangat menyedihkan sekali untuk diingat. Hanya karena salah paham saja Jinki langsung dibenci satu angkatanku di kampus.

“Ryechul-ssi.. kau masih sadar?” ucapnya sambil menggoyang-goyangkan telapak tangan kirinya.

“Ne, tentu saja. Ah! Kamsahamnida, Jungsoo-ssi”

“Gwenchana. Sekarang sudah sore. Aku ingin mengajak Glaveratic pergi ke suatu tempat yang baru saja kutemui diluar Disney Land ini! Ryechul-ssi, kau kuat berjalan kan?”

“Mm. Tentu. Apa Siwon oppa dan Henry oppa yang akan membantuku.”

***

“Chulie, apa yang kau lakukan dengan hyung-ku sampai dia berubah seperti itu?”

“Aish oppa~ aku sendiri tidak tahu kenapa seorang evil seperti dia tiba-tiba berubah menjadi angel.”

“Aku juga tidak mengerti mengapa hyung bersikap seperti itu. Aneh. Apa kepalanya terbentur?”

Baik aku, Henry, maupun Siwon oppa sangat bingung dengan perubahan sikap Jungsoo kepadaku. Aku ingin mendekatinya dan mengucapkan terima kasih kepadanya. Namun, aku malu untuk melakukan itu semua. Belum lagi, entah mengapa pria berbibir pink pudar itu mengajak kami ke sebuah danau yang sangat indah dan sangat pas untuk melihat matahari yang dalam hitungan menit akan terbenam. Yaa, sekitar empat puluh lima menit lagi sinarnya akan diganti oleh sinar bulan yang lembut. Aku masih ragu untuk melakukannya. Tapi, aku harus melakukan hal itu karena aku tidak ingin berhutang budi kepada seseorang.

“Jungsoo-ssi.” Ucapku kepada sosok namja tinggi yang sedang duduk melamun menatap matahari yang sebentar lagi tenggelam. Bayangan matahari tersebut terpantul oleh tenangnya air danau. Namja itu sangat tampan bila dipadukan dengan suasana sekarang. Wajahnya bagaikan siluet karena tidak disinari oleh sinar tajam yang sebentar lagi sirna itu. Wajahnya yang lembut tersenyum kepadaku. Hanya kepadaku karena disitu tidak ada satu orangpun kecuali diriku. Anggota Glaveratic yang lain sedang bermain di sisi lain danau ini. Begitu juga dengan oppa-oppaku yang sedang menikmati makanan di warung makan terdekat. Hanya ada satu namja yaitu Park Jungsoo dan aku disini.

“Ani, aku ingin mengucapkan terimakasih kepadamu.”

“Aish~ berhentilah mengucapkan terima kasih kepadaku. Cheonma Ryechul-ssi.” Ia tersenyum lagi.

“Boleh aku ikut duduk disini?”

“Ne. Silahkan.”

Aku duduk tepat disamping namja yang sedang mendongak keatas melihat kearah bintang-bintang bertaburan yang sulit ditemukan di pusat kota Seoul. Sekarang, sebenarnya kami berada di luar kota. Tepatnya aku kurang tahu dimana karena aku sendiri tidak pernah keluar dari kota Seoul. Kami duduk dalam hening. Masing-masing sibuk dengan pikirannya. Aku tidak mengerti apa yang ia fikirkan. Namun, perlu kuakui bahwa saat ia sedang diam dan tidak pecicilan seperti biasanya, ia adalah seorang namja yang kalem dan sangat… ya, aku benci mengakui ini. Ia sangat tampan. Sekarang aku mengerti mengapa para  yeoja-yeoja di kampus sangat mencintai Jungsoo.

“Sejujurnya aku takut.”

Ucapnya memecah keheningan. Takut? Takut akan hal apa? Mengapa tiba-tiba saja ia mengeluarkan kata-kata yang tidak bisa ditebak dan sangat… sangat aneh? Mengapa ia berkata itu kepadaku? Sungguh. Aku sangat bingung dengan namja yang berada disampingku ini. Aku bingung karena kata-kata pertama yang keluar dari bibirnya adalah kata-kata aneh yang tidak bisa dicerna dan di mengerti olehku. Aku hanya bisa menoleh kearahnya dan mencoba mencari sesuatu dibalik bola mata indahnya. Namun, ia sama sekali tidak menoleh kearahku. Ia tetap saja melihat kearah langit yang bertabur bintang tersebut.

“Aku takut saat melihatmu lemas tidak berdaya.” Ucapnya dengan nada bergetar.

“Hah? Sejak kapan seorang Jungsoo mempedulikan hidupku, eh?”

“Sejak empat jam yang lalu, Ryechul-ah,” jeda sebentar, “– boleh kan kupanggil kau begitu?”

“Ne. Terserah kau saja.”

“Okay, kalau begitu panggil aku oppa saja okay?” ujarnya sambil tersenyum.

“Ne, Jungsoo oppa.”

Kembali hening. Kami terlarut dalam pikiran masing-masing. Aku berfikir keras mengapa hari ini Jungsoo sangat aneh. Yang pertama adalah saat ia mengataiku tadi pagi. Namun, tiba-tiba saja ia menjadi seorang yang… tidak bisa di deskripsikan. Ia menjadi seorang yang lembut dan sangat sopan terhadapku. Ia memegang tanganku lembut saat berada diata rollercoaster. Lalu, ia juga yang membawaku ke ruangan medis. Dan sekarang, ia memanggilku dengan panggilan akrab. Begitu juga dengan pintaannya untuk memanggilnya oppa. Ada apa dibalik semua ini? Apakah kepada Jungsoo terbentur saat naik rollercoaster tadi? Ataukah otaknya ikut terbalik? Cih! Aku bingung sendiri. Yang jelas, aku sangat bersyukur karena hubunganku dengannya baik-baik saja dan semoga saja hubungan ini akan berkelanjutan baik-baik saja sampai kapanpun.

“Lihat! Ada bintang berwarna biru!”

Ucapnya sambil menunjuk kearah bintang-bintang yang bertaburan di langit. Kuikuti arah telunjuknya. Dan benar saja apa yang ia katakan. Dari berjuta-juta bintang yang berada disana, ada satu bintang yang sangat bersinar. Warnanya biru. Warna tersebut entah mengapa sangat memberiku kedamaian. Untuk sesaat, hening kembali melanda kami. Dan aku sangat nyaman dengan suasana seperti ini. Tidak diganggu oleh siapapun momen yang sangat berarti ini. Baik aku dan dia sama sekali tidak ada yang berusaha untuk memulai pembicaraan. Kami berdua hanya memandang ke satu titik yang sama. Yaitu, bintang biru yang bersinar lebih terang dari bintang-bintang yang lain.

Kupejamkan mataku. Berusaha menikmati dinginnya angin musim gugur yang bertiup kencang karena kami berada di ruangan terbuka. Berusaha menikmati keheningan yang sangat nyaman. Kurasakan sebuah tangan yang besar menggenggam tangan kananku. Aku memang kedinginan. Namun, entah mengapa hatiku terasa hangat saat merasakan tangan Jungsoo menggenggam tanganku. Aku memang tidak melihat kearahnya. Namun, siapa lagi yang menggenggam tanganku selain dirinya? Disini hanya ada kami berdua. Entah mengapa aku tidak melawan lagi apabila ia melakukan hal-hal yang lain. Aku sudah jatuh kedalam matanya yang indah. Tuhan, apakah aku menyukainya? Atau lebih tepatnya, apakah aku mencintainya? Tapi, bagaimana dengan perasaanku terhadap Jinki? Lagipula Jungsoo juga sudah mempunyai yeojachingu.

Park Jungsoo, seandainya aku mengenalmu lebih dulu daripada Lee Jinki, kemungkinan besar aku akan mencintaimu…

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

.TBC.

Makasiih yaa readers yang udah sempetin baca FF ini~ sekali lagi ini bener-bener TRUE STORY dari kehidupan Author. Saranghae readers :* RCL yaa~

About SNSADEWA

crooked.

Posted on 16 April 2011, in AUTHOR, Kim Ryechul, Super Fanfiction and tagged , , , , , , . Bookmark the permalink. 17 Comments.

  1. Wah keren thor…!!
    Ad lnjtanx gk nih ??
    Klw ad cepat d lnjtin ya …

  2. Bagus cerita’y,
    pa lg ttg teuki oppaqu. .hehe
    lanjutkan ya author. .
    I’m waiting for. . . 🙂

  3. Siwon ganjen bgt sms pake emoticon :* segala aku jd semburu kan -_-” hha bagus FF nya, tp kenapa teuk tiba2 jd baik begitu. Ayo lanjutannya cepetan yaaaaaaa

    • raisawidiastari

      Hahaha, tapi ini serius loh. org yang aku jadiin siwon bener-bener sms aku pake emoticon kayak gitu :p
      gomawoo udah bacaa 😀
      soal kenapa Jungsoo jadi baik, itu ada di part terakhir :p

  4. serasa qu yg jd ryechul’y….
    ngena bgd deh ni crita,
    #pngalaman pribadi yg tak terlupakan kah author???

    teuki oppa genggam tangan qu erat jgn prnh kau lepaskan…
    #plak
    part 2 scepat’y kn…
    qu tunggu

    • raisawidiastari

      yeep ini pengalaman pribadi yang ngga akan author lupakan karena ini sangat menyakitkan 😥
      gomawoo udah bacaa 😀

  5. serasa qu yg jd ryechul’y….
    ngena bgd deh ni crita,
    #pngalaman pribadi yg tak terlupakan kah author???

    teuki oppa genggam tangan qu erat jgn prnh kau lepaskan…
    #plak
    part 2 scepat’y kn…
    qu tunggu….

    • raisawidiastari

      yeep ini pengalaman pribadi yang ngga akan author lupakan karena ini sangat menyakitkan 😥
      gomawoo udah bacaa XD

  6. kerrreeennn..
    sya bru disini._.v
    dipaksa sma authornya buat baca*ditabok raisa*
    ini keren bgt saeng~ selingkuh dri jjong nnt onnie ambil jjong bwt koleksi hhe:p teuki teuki angel emng keren dah mna sungiekunya?

    • raisawidiastari

      *gampar onnie*
      makanya sering main2 kesini eoon :p
      Jjong? nonono~ dia milikku dan kuambil sungie-mu kalo eoon ngambil Jjong *evil laugh*
      sungie nanti aku masukin di…. dimana yaa? di kandang aja deeh *plak*
      gomawoo onnie udah baca *walaupun musti dipaksa dulu* :p

  7. Huaaa. Ini crita asli ? Mantap thor. Bikin galau 😥 jadi k.inget s’seorang

  1. Pingback: [FF/S/2/PG-13] I’m Still Loving You (TRUE STORY) Part 2 « SHINee Super Shinki FF Indo

  2. Pingback: [FF/S/2/PG-13] I’m Still Loving You (TRUE STORY) Part 2 « raisawidiastari

  3. Pingback: [FF/S/2/PG-13] I’m Still Loving You (TRUE STORY) Part 2 | ミ SHINee Super Shinki FF Indo ♥

Leave a comment